welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com : welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com : welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com : welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com

Jumat, 07 Oktober 2011

Ampuhnya Topeng Tasawuf


Kebatinan, sebagaimana pula Bathiniyah, sangat banyak macamnya sehingga kadang sulit untuk dipastikan apakah ia aliran tersendiri ataukah sempalan dari aliran-aliran lain. Hal itu, karena aliran ini memiliki kecenderungan untuk bergabung dengan siapa saja dan mengambil paham apa saja, asal bisa dijadikan perantara kepada misi asli mereka, yaitu kekuasaan dan hilangnya syariat.

Bathiniyah di Timur Tengah menampakkan corak Syiah atau pendukung Ahlul Bait. Sementara itu, corak Syiah pada Kebatinan di Indonesia, tidak begitu tampak. Sebagian dari mereka menampakkan paham-paham tasawuf dan sebagian lagi Klenik-Kejawen.

Dari beberapa sisi, tasawuf memang memiliki beberapa celah yang berpotensi besar untuk dipelintir oleh tokoh-tokoh Kebatinan, terutama tasawuf falsafi. Dengan topeng tasawuf, sasaran tertentu bisa lebih mudah untuk ditarik ke dalam kelompok mereka. Aliran Kebatinan juga sering menyebut dirinya dengan Islam Hakikat, merujuk kepada kata al-haqîqah yang merupakan tahap spiritual puncak pada ajaran tasawuf.

Fokus dari tasawuf memang urusan hati dan batin. Sementara, inti paham Kebatinan juga memegang batin meninggalkan lahir. Tokoh-tokoh sufi memang mengecam orang yang salat “raganya” saja, tapi “jiwanya” tidak salat. Komentar-komentar semacam ini dipelintir oleh aliran Kebatinan untuk menghilangkan salat raga, cukup salat hati. Mereka menyebutnya salat dâ’im, hatinya selalu dalam salat, apapun perbuatan yang dilakukan oleh tubuhnya. Dalam hal ini, mereka juga menggunakan ajaran-ajaran murâqabah dalam tasawuf.

Selain itu, filsafat tasawuf yang sering mereka salahgunakan adalah ucapan tokoh-tokoh sufi yang secara harfiah mengesankan bahwa tidak ada wujud (sejati) kecuali Allah I. Misalnya, alegori Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam al-Hikam, “Bagaimana mungkin ada sesuatu yang menghalangi Allah (dari pengetahuanmu) padahal tidak ada sesuatu apapun bersama wujud-Nya. Bagaimana mungkin ada sesuatu yang menghalangi-Nya padahal Dia lebih dekat kepadamu dari apapun.”

Ucapan tokoh-tokoh sufi seperti di atas memang rentan diselewengkan pengertiannya. Maka, sikap umat Islam pun terhadap mereka terbelah menjadi tiga. Kelompok pertama meletakkan ucapan itu secara proporsional. Artinya, karena setiap detakan hati dan gerakan pikiran mereka hanya tertuju kepada Allah I, maka apapun yang mereka lihat dan rasakan yang terbayang adalah Allah I. Ketika melihat gunung, tanah, pohon, air, bahkan dirinya sendiri, maka yang terpikir adalah Allah I sebagai Pencipta benda-benda itu. Alam sama sekali tidak menghalangi makrifat kepada Allah I karena alam sebetulnya bukan apa-apa.

Kelompok kedua memberikan vonis kafir kepada ucapan-ucapan semacam ini. Paham semacam ini berarti mempertuhankan selain Allah I. Oleh karena itu, beberapa tokoh sufi dihukum mati karena sudah dianggap keluar dari agama Islam.

Kelompok ketiga, kalangan awam yang sangat mantap terhadap kesalehan dan kehebatan tokoh-tokoh sufi itu. Mereka meyakini apapun yang diucapkan oleh tokoh-tokoh tersebut, tanpa penyaringan. Sementara itu, kemampuan berpikir mereka sangat dangkal. Akhirnya, mereka meyakini ucapan-ucapan itu berdasarkan arti harfiahnya. Maka, mereka memiliki paham bahwa Allah I bersemayam dalam raga dan benda, atau paham wihdatul-wujûd dan paham hulûl wal-ittihâd yang sesat.

Kelompok Kebatinan di Indonesia cukup lekat dengan paham ini. Hal itu merupakan kelanjutan dari para pengikut Syekh Siti Jenar dan Ki Kebo Kenongo (Pengging). Sementara itu, pada aliran Bathiniyah di Persia juga ada tokoh-tokoh sempalan yang mengaku bertemu tuhan, atau menganggap tokoh tertentu sebagai jelmaan tuhan (hulûl), misalnya al-Hakim bi Amrillah (Bathiniyah-Darwaz) dan Abu Thahir al-Qarmathi (Bathiniyah-Qaramithah).

Buletin SIDOGIRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Cari Blog Ini