welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com : welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com : welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com : welcome to murowi.blogspot.com and try to looking at moerowi.blogspot.com

Sabtu, 15 Oktober 2011

Sabarlah, Kau Pasti Bahagia!


Kata yang tercetak dari kata “shabr” disebutkan kurang lebih 103 kali di dalam al-Qur’an, baik berbentuk kata kerja atau bukan. Hal yang sama juga terjadi pada Hadis. Banyak sekali sabda Rasulullah yang membicarakan kesabaran. Dalam kitab Riyâdhus-Shâlihîn, Imam an-Nawawi mencantumkan 29 Hadis tentang kesabaran. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran mendapat perhatian lebih dari Allah.

Kata “sabar” diambil dari bahasa Arab “shabr”. Pengertian sabar dan shabr dalam dua bahasa itu kurang lebih sama. Kalaupun ada perbedaan hanya menyangkut bias-bias bahasa, bukan pokok pemahamannya. Makna harfiah dari sabar berarti menahan dan mencegah. Sedangkan sabar sebagai sebuah istilah adalah menahan diri dari perasaan marah dan gundah, menahan mulut dari keluh kesah, serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.

Al-Khawwash mengatakan, “Sabar adalah refleksi keteguhan untuk mengamalkan al-Qur’an dan sunah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad, padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah dengan menggunakan senjata (perang).” Dalam hal ini, sabar berarti tegar dan tak ciut oleh tantangan apapun.

Pentingnya Sabar

Allah berfirman (artinya), “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-Baqarah [2]: 153).

Allah memuji orang-orang yang sabar dan mencintai mereka (QS al-Baqarah [2]: 177), (QS Ali Imran [3]: 146).

Rasulullah menyatakan bahwa kesabaran merupakan dhiyâ’ (cahaya yang terang) dan merupakan anugerah terbaik Allah. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah Hadis. “Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa merobohkan orang. Orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan diri ketika marah.” (HR al-Bukhari).

Dalam khasanah-khasanah Islam, sabar disebutkan ada tiga macam:

Pertama
, sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah sangat membutuhkan kesabaran, karena tipikal jiwa manusia cenderung enggan untuk beribadah dan melakukan ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, ada tiga hal yang menyebabkan manusia sulit sabar untuk taat: (a) karena malas, seperti dalam melakukan ibadah salat; (b) karena kikir, seperti dalam menunaikan zakat, infak, dan sedekah; (c) karena malas dan kikir, seperti dalam haji dan jihad.

Kedua
, Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama maksiat yang sangat mudah untuk dilakukan, sepertimenggunjing, berdusta, dan melihat sesuatu yang diharamkan. Jika seseorang sudah terlanjur jatuh, maka hendaklah dia segera bertobat, menyesali, dan segera melakukan perbuatan-perbuatan baik setelahnya.

Ketiga
, sabar dalam menghadapi takdir, ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun bukan; misalnya kehilangan harta dan kehilangan orang yang dicintai.

Syekh Zaid al-Madkhali mengatakan, “Jenis sabar yang ketiga adalah bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan Allah yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada suatu gerakan pun di alam raya ini, juga suatu kejadian atau urusan melainkan Allah yang menakdirkannya. Maka bersabar itu harus dalam menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya…” (Tharîqul-Wushûl, hal. 15-17)

Selain tiga kesabaran di atas, ada sabar yang dalam bahasa Arab disebut “hilm” atau santun. Hilm adalah sabar dalam menghadapi hal-hal yang tidak ia sukai, bisa menahan diri, tidak cepat marah dan emosi.

Jika seseorang bisa memegang seluruh jenis kesabaran itu dalam setiap nafas hidupnya, maka ia pasti menjadi orang yang senantiasa diteduhi kebahagiaan sejati. Oleh karena itu, Ibnu Qayyim menyatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”

Maka, dalam al-Qur’an pun ditegaskan bahwa orang-orang sabar akan mendapatkan pahala kebaikannya (surga) dengan tanpa melalui proses penghitungan amal. Mereka masuk ke surga tanpa hambatan apapun.
Sumber: Buletin SIDOGIRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Cari Blog Ini